Malam yang cerah seketika berubah. Langit mendung, gerimis mulai turun, halilintar saling berkejaran. Satu per satu pemancing berjalan di atas pancangan. Dengan bertudung helm dan berselimut jas hujan, tali kenur di ujung joran di lemparnya ke tengah laut.Suasana di pancangan Ibu Tien Suharto, malam itu terlihat sangat gelap sekali. Sambaran petir dan angin laut yang sangat kencang menggeliat bersama deburan ombak. Keganasan laut Jawa tampaknya bukan menjadi penghalang bagi para pemancing. Dengan sangat serius mereka terus memburu Sembilang. Satu per satu Sembilang berhasil ditangkap.Malam yang gelap dan hening seketika berubah mencekam. “Auww… kaki gua keinjek Sembilang,” teriak Fajar. Seketika itu pula kawannya tersentak kaget dan bergegas menghampirinya. Memang benar kaki kanannya menginjak patil Sembilang. Secepat kilat Sembilang yang tertancap di kakinya itu dicabut. Wajahnya terlihat pucat, badannya panas dan bibirnya bergetar. Tak berapa lama kawannya langsung menggendong Fajar untuk mengevakuasinya ke tepi laut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar